11 Februari 2023

LANGKAH MENYUSUN BUKU SECARA SISTEMATIS

KBMN PGRI-28








Menerbitkan sebuah buku tentu menjadi dambaan setiap orang yang mendambakannya.

Termasuk keaktifan di Kelas Bersama Menulis Nusantara PGRI harapannya adalah ingin bisa menulis dan bisa menerbitkan buku solo.

Pembelajaran ke-15 KBMN PGRI angkatan 28 bersama Bapak Yulius Roma Patendean, S.Pd yang didampingi ibu Arofiah Afifi, S.Pd sebagai moderator mengupas bagaimana cara menyusun buku secara sistematis.

Yulius Roma Patendean menyampaikan menulis adalah sesuatu yang unik ketika baru dimulai apalagi kalau belum terbiasa. Manusiawi ketika penulis pemula mengalami kebingungan dalam menulis, menulis apa?, apa yang hendak ditulis?

Namun bagi yang sudah berhasil membuat tulisan, menulis adalah sebuah kebanggaan bahkan status menulis dari hanya sekedar hobi, meningkat menjadi sebuah kebutuhan yang jika tidak menulis akan merasakan kerugian yang teramat sangat. Dalam pikirannya hanya memikirkan tentang menulis, pikirannya liar mencari ide menulis, kondisi itulah yang dinamakan ketagihan menulis.

Menulis jika dilakukan setiap hari maka tulisan kita akan menemui takdirnya. Tulislah apa yang dirasakan, dilihat, dibayangkan dan dilakukan. Jadikan blog pribadi sebagai media mengikat ide, menuangkan gagasan sebelum nantinya lupa atau menguap ditelan kesibukan.

"Saat-saat yang paling menakutkan dalam menulis adalah tepat ketika kamu belum memulainya" (Stefen King).
"Jika ditanya, 'Bagaimana kamu menulis? Saya akan menjawab, satu demi satu kata" (Stefen King).

Mulailah menulis dengan perlahan-lahan, hadirkan hati saat menulis. Perlahan namun pasti, mulai satu kata, kata dirangkai menjadi kalimat, kalimat disusun menjadi paragraf hingga menjadi tulisan utuh yang menginspirasi sekaligus mengekspresi diri. 

Manfaat menulis adalah Salah satu sarana untuk memberikan apresiasi dan meningkatkan personal branding  atas hasil karya yang berhasil kita lahirkan. 

"CLBK yakni Coba Lakukan Budayakan dan Konsisten".   (Yulius Roma Patandean)

Semua penulis profesional berangkat dari amatir. Coba, lakukan, budayakan dan konsisten, demikian trik dan tip menulis menurut Yulius Roma Patendean. Tidak ada yang instan dan ujug-ujug dalam meningkatkan profesionalis seseorang.

Tahun 2020 merupakan tahun keberuntungan bagi narasumber. Pasalnya di tahun 2020 lahirlah buku pertamanya dengan judul Guru Menulis Guru Berkarya. Kontennya adalah materi-materi yang disampaikan para narasumber di Grup WhatsApp. 

Digital Transformation adalah hasil goresan pena beliau berikutnya. Buku ini lahir atas tantangan Prof. Richardus Eko Indrajit, tokoh pendidikan dan teknologi yang membuka wawasan tentang menulis. Beliau selalu memberi tantangan peserta untuk menulis dalam waktu satu minggu.

Penyusunan dan pengeditan bukunya dipelajari secara otodidak. menggunakan aplikasi yang ada pada Ms. Words yang dimanfaatkan secara gratis. Zotero dan Mendeley tidak beliau gunakan. Ini artinya dukungan teknologi bisa kita peroleh secara mudah, tidak ada alasan untuk tidak bisa menghasilkan sebuah karya buku.

Cara membuat buku yang baik

1.Sistematika dan Struktur Penulisan

Sistematika penulisan pada cara membuat buku artinya isi dari naskahnya ditulis secara terstruktur mulai dari pengetahuan dasar, sejarah, metode dan pembahasan yang masing-masing dilengkapi dengan bab, sub bab, dan sub-sub bab.

2. Penempatan sub pembahasan yang tepat.

Dalam artian, antara pembahasan awal, tengah dan akhirnya disusun dengan baik sesuai dengan urutan sebenarnya.

3. Kelengkapan Pembahasan Buku

Ini juga terkadang kurang diperhatikan oleh penulis baru belajar cara cara membuat buku, padahal ia sangat berharap naskah tulisannya bisa diterbitkan oleh penerbit, yakni melengkapi semua sub pembahasan di dalamnya.

4. Perhatikan Gaya Penulisan

Menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Karena itu hindari menggunakan bahasa yang terlalu tinggi jika target pasarnya adalah untuk kalangan umum.

5. Buku Harus Memenuhi Syarat

Ada banyak sekali standar yang biasa disyaratkan oleh penerbit tapi dari sekian itu ada beberapa yang penulis anggap lazim disertakan dalam syarat yang mereka buat, di antaranya:

a. Ditulis dengan menggunakan font yang mudah dibaca

b. Jarak antar baris tulisan menggunakan spasi 1 atau 1,5

c. Minimal jumlah atau panjang halaman

d. Tema tulisan banyak dibutuhkan

e. Dilengkapi dengan referensi yang cukup

f. Disertai Daftar Pustaka

g. Biodata Penullis dikemas dengan menarik

Selanjutnya bapak Yulius Roma Patandean menugaskan peserta untuk mulai praktekkan membuat settingan Judul, Bab hingga menyisipkan sumber tulisan menggunakan fasilitas yang ada di Ms Word.

Jika masih ragu-ragu, maka kita harus mencoba. Dari menulis, menyusun sampai mengedit naskah buku. Dengan mencoba, maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba. Percobaan mendorong kita untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Selanjutnya, kita praktekkan menulis dengan niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan kita tulis, susun dan terbitkan.

Ketika Menulis harus menjadi sebuah budaya. Maka, budayakan menulis bersama dengan praktek menyusun dan mengedit naskah. Membiasakan diri menulis akan menghasilkan sebuah karya tulisan walaupun sederhana.

Jurus terakhir dari bapak Yulius Roma Patandean adalah konsisten. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam mempraktekkannya.


 



0 comments:

Posting Komentar