12 Januari 2023

MENJADIKAN MENULIS SEBAGAI PASSION

KBMN PGRI-28

Resume kedua
Rabu, 11 Januari 2023
Tema               : Menjadikan Menulis sebagai Passion
Narasumber    : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd
Moderator       : Widya Setianingsih, S.Ag.

PASSION  OH PASSION....

Sekedar menjadi penulis mudah saja bagi setiap orang. Yang menggoreskan tinta dikertas atau mengetik untaian kalimat di laptop tanpa memperhatikan kaidah penulisanpun sudah dikatakan sebagai penulis.  Secara bahasa, remaja tanggung yang menulis surat cinta hingga dua lembar juga disebut sebagai penulis, murid sekolah dasar yang mencatat rangkuman materi juga tidak salah jika disebut sebagai penulis. Menjadi penulis profesional yang menghasilkan tulisan "berkelas" merupakan antiklimaks dari jerih payah seorang penulis, berpayah-payah dahulu, berGo-Pay Go-Pay kemudian.  Terkadang kita berdecak kagum terhadap tulisan seorang profesional. Tulisannya enak dibaca, kontekstual dan mampu menghipnotis para pembacanya.  Tapi kita lupa dan abai terhadap perjuangannya mulai sebagai pemula hingga menjadi profesional. Mental mereka teruji  didukung dengan PASSION yang kuat.  Untuk menjadi penulis yang profesional dibuthkan PASSION atau gairah yang kuat sehingga mampu menghasilkan tulisan berkualitas. Lalu bagaimana cara membangun PASSION  tentu dibutuhkan jurus dan mantra khusus untuk mewujudkannya. 

Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd menyebutkan dalam pembelajaran Kelas  Bersama Menulis Nusantara angkatan 28 materi Menjadikan Menulis sebagai Passion, bahwa Passion diartikan sebagai satu gairah yang dimiliki semua orang. Setiap orang memiliki passionnya masing-masing, yang membedakan adalah kadar dari passion itu sendiri, ada yang level tinggi, ada yang sedang-sedang saja ada juga yang level rendah. Dengan demikian kadar level Passion seseorang hanya pribadinya sendiri yang mengetahui, apakah level tinggi, sedang atau rendah.

Indikator seseorang memiliki Passion level tinggi diantaranya adalah:

  1. Ada candu di dadanya untuk ingin dan ingin lagi menulis.
  2. Giat dan semangat menulis tidak pernah padam
  3. Menjadikan menulis sebagai kebutuhan atau food suplemen, bukan sebagai beban
Bagi mereka yang memiliki Passion level tinggi, menulis adalah oksigen, berhenti menulis berarti ajal kematian menjemput. Maksudnya ajal kematian intelektual, bukan kematian berpisahnya roh dari jiwa raga.  Bersyukur hari ini, geliat menulis terus tumbuh di Nusantara, dengan demikian kematian intelektual bisa dihindari. Semangat Literasi terus berkibar dan berkobar di setiap dada sang literat sejati negeri ini. Menulislah dengan ikhlas, jangan berpikiran dapat apa dari kegiatan menulis, tapi tanamkan mindset apa lagi yang harus aku tulis, tulis lagi dan lagi tulis. 

Bisa keliling Indonesia, Go-Pay yang tak pernah kering, traveling ke luar negeri, jumpa dengan penguasa negeri dan bisa mengedukasi penduduk negeri, itu semua adalah lapis keberkahan buah dari keikhlasan yang selalu ditanamkan dalam menulis. Meskipun bagi yang sudah berproses menulis bertahun lamanya, hanya buku solo dan antologi yang diperoleh, sungguh itulah sebuah kebahagiaan  tak ternilai yang tidak bisa dimiliki oleh setiap orang. Alhamdulillah..... 

Multi manfaat dari kegiatan menulis, selain yang disebutkan diatas, menulis juga sebagai media healing, ko bisa....., bisa dong.... ketika penat mengikat, serba salah karena  masalah, stress beban kerja, tuliskan setiap apa-apa yang dianggap masalah dalam lembar kertas, tumpahkan setumpah-tumpahnya, dan tak lupa mengadu curhat kepada sang pembolak-balik hati, Allah Robbul 'Izzati di keheningan malam yang sunyi dan sepi. Insya Allah dengan cara seperti itu hidup akan lebih bermakna. 


Salam Literasi....


10 komentar: